PENANGANAN KONFLIK SOSIAL MELALUI BUDAYA LOKAL

Authors

  • Thriwaty Arsal
  • Dewi Liesnoor Setyowati
  • Puji Hardati
  • Hamdan Tri Atmaja

DOI:

https://doi.org/10.15294/ka.v1i1.85

Keywords:

Budaya Lokal, Ketahanan, Konflik, Karakter

Abstract

Persepsi konflik semakin berkembang, dari yang ringan kategori berat. Konflik ringan dapat berbentuk hal yang kontradiktif, bersinggungan, berseberangan, konflik ringan berupa persengketaan, konflik berat berupa pertikaian, kekerasan, dan perang. Konflik tidak lebih dari karakter kehidupan yang sering muncul dalam proses sosial manusia. Proses interaksi antar manusia menuntun pada realitas konflik, yang setiap inci dapat terjadi gesekan, benturan, pertentangan, atau pertikaian, dan bahkan perang. Konflik dalam pengertian ringan dapat berfungsi positif, sedangkan jika sudah menjurus pada kekerasan, atau perang konflik memiliki konotasi negatif, oleh karena itu harus ada upaya yang tepat, dan akurat untuk menyelesaikan konflik agar tidak menambah korban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat organisasi kepemudaan yang ada di Desa Cikeusal Kidul selain karang taruna desa yaitu IPNU-IPPNU. Organisasi ini memiliki banyak kegiatan yang bermanfaat bagi anggota serta masyarakat Cikeusal Kidul, mulai dari marhaban keliling mingguan, rapat triwulan, rutinan tahunan, dan pengamanan masyarakat. Organisasi ini memiliki peran yang dalam terciptanya perdamaian antara desa Cikeusal Kidul dan Cikeusal Lor. Adanya organisasi semacam ini dapat membuat warga menjadi lebih produktif dan berminat sehingga dapat meminimalisasi konflik yang terjadi pada antar desa tersebut.

Downloads

Published

2022-08-21

Issue

Section

Articles