SENI GAMBAR DIGITAL BERTEMA SHADOW SELF SEBAGAI MEDIA REFLEKSI DIRI

Authors

  • Nabila Jihan Farista Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
  • Mujiyono Mujiyono Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

DOI:

https://doi.org/10.15294/bs.v2i1.390

Keywords:

Konflik batin, refleksi diri, seni gambar, shadow self

Abstract

Sisi gelap diri (shadow self) merupakan sebuah emosi negatif manusia yang tidak ingin ditunjukkan kepada orang lain.  Emosi yang terus-menerus tidak mendapat solusi ruang ungkapan tersebut berubah menjadi konflik batin. Konflik batin berupa kecemasan dan kebingungan antara pilihan penyelesaian pekerjaan atau proyek studi merupakan sumber gagasan dalam penciptaan karya. Penciptaan karya ini bertujuan menghasilkan seni gambar yang menghadirkan suasana konflik batin tersebut secara jujur. Pendekatan berkarya yang digunakan adalah surealisme simbolik. Surealisme simbolik merupakan gaya yang menampilkan objek visual yang tidak ada dalam dunia nyata sebagai lambang dari ide, emosi, atau pengalaman. Tahapan berkarya meliputi tahap prapenciptaan (kuesioner, studi pustaka, dan penyusunan konsep visual), penciptaan (pembuatan karya gambar), dan pascapenciptaan (mengunggah ke Instagram). Alat yang digunakan adalah laptop Lenovo Ideapad 330, iPad Gen 9, Apple Pencil, serta perangkat lunak Clip Studio Paint. Dalam prosesnya gambar ini dibuat dengan teknik digital. Hasil karya berupa gambar yang memadukan elemen surealis dan simbolik untuk menggambarkan konflik batin yang sulit diungkapkan secara verbal. Gambar menampilkan kebimbangan melalui simbol kelinci yang berlarian ke sana kemari, ular besar sebagai simbol ketegangan, serta tangga spiral simbol ketidakpastian arah. Simpulan dari proyek ini adalah proses berkarya tidak hanya berfungsi sebagai sarana ekspresi visual, tetapi juga sebagai proses penemuan makna diri dan penerimaan terhadap sisi gelap sebagai bagian dari keutuhan personal.

Downloads

Published

2025-08-08

Issue

Section

Articles