SENGGAKAN: GAYA VOKAL BANYUMASAN DARI KLASIK, KERAKYATAN MENUJU BUDAYA MASSA

Authors

  • Suharto Suharto
  • Widodo Widodo
  • Indriyanto Indriyanto

Keywords:

senggakan, vocal Banyumasan, budaya massa

Abstract

Senggakan adalah seni vokal gaya Banyumasan yang biasa dinyanyikan oleh sindhen, dan nayaga (pemain gamelan) yang berfungsi mengisi kekosongan dalam pertunjukan musik tradisional gaya Banyumasan seperti: wayang, lenggeran, cokekan maupun ebeg. Kehadiran senggakan menimbulkan suasana rame. Rame dalam pertunjukan musik gaya Banyumasan melambangkan kesuksesan. Pertunjukan musik gaya Banyumasan harus bernuansa rame. Rame bermakna positif yang mencerminkan watak masyarakat Banyumas yang estetis, tegas, cablak, puitis dan menyukai keramaian. Senggakan semula untuk menimbulkan ramedalam setiap pertunjukan khas tradisional Banyumasan. Ada tata cara dalam memainkan senggakan yang dimainkan oleh seluruh peserta pertunjukan tersebut. Pada akhirnya fenomena rame ini diadopsi dalam pertunjukan musik modern yang membutuhkan suasana riang, rame dan berpartisipasinya seluruh yang terlibat dalam pertunjukan termasuk penonton. Suasana ini diadopsi saat ini untuk setiap pertunjukan seperti: Dangdut Koplo dan Campursari. Senggakan-senggakan muncul untuk mewujudkan suasana yang meriah. Senggakan “Cendol Dawet” adalah salah satu senggakan yang diterapkan dalam musik popular yang sekaligus musik massa, dan budaya massa, yang muncul karena tuntutan massa dan tuntutan pasar pada waktu tertentu.

Downloads

Published

2024-03-30

Issue

Section

Articles